You'll be Nothing
Debu... anak sekolah minggu saja pasti sudah tahu asal manusia adalah tanah/debu. Tidak usah "terbang" terlalu tinggi lah. Toh pada akhirnya akan menginjak tanah juga. Seberapa hebatnya manusia hanyalah debu. Sekali lagi saya mau bilang, anak sekolah minggu aja udah pada tau. Lalu?
Ya tidak usah diperdebatkanlah/diributkan persoalan seperti itu. Yang terpenting kali ini adalah bagaimana menjalani hidup dan menghidupkan kehidupan
menjadi lebih hidup dengan akal budi yang sehat.
Menjadi manusiawi sekali jikalau pikiran antar manusia tidak sepadan, memang terpengaruh dengan usia dan pola pikir masing-masing pribadi. Tetapi ingatlah bahwa manusia adalah mahluk paling lemah diantara semua mahluk yang telah tercipta. Maka kamu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Kebijaksanaan dan kedewasaan seseorang tidak bisa diukur dengan usia. Itu pelajaran yang kamu tidak dapatkan di bangku sekolah manapun terkecuali dari kehidupan itu sendiri.Sepanjang harimu sepanjang nafas mu.
Seberapa hebatnya manusia hanyalah debu. Saya benarkan hal itu. Tunggu, pointnya bukan disitu.
Manusia hidup dari tanah/debu dan akan kembali menjadi tanah/debu. Apakah itu benar? Ada pepatah mengatakan kalau sudah terbang tinggi jangan lupa untuk turun dan menginjak bumi/tanah. Sebab manusia menginjak dan hidup dibumi. Mungkin orang-orang yang terbang terlalu tinggi dan sulit untuk mengijak tanah, mungkin mereka adalah orang-orang khayangan keles. Ahh yasudah, yang ingin disampaikan disini adalah kalau sudah punya gelar atau jabatan atau kuasa yang tinggi/atas, jangan lupa untuk kembali lagi ke bawah untuk melihat orang lain juga yang memerlukan bantuan/pertolongan, sebab hidup bukan untuk mementingkan egoisme pribadi melainkan juga saling memerhatikan satu sama lainnya, saling melengkapi. Jangan mau menang sendiri, jangan juga cari aman sendiri.
dan maaf telah mengganggu waktu anda yang telah terbuang untuk membaca sesuatu yang tidak ada apa-apanya ini.
Salam..
dari anak baru gede yang sebentar lagi gedap beranjak 21 tahun.
Ya tidak usah diperdebatkanlah/diributkan persoalan seperti itu. Yang terpenting kali ini adalah bagaimana menjalani hidup dan menghidupkan kehidupan
menjadi lebih hidup dengan akal budi yang sehat.
Menjadi manusiawi sekali jikalau pikiran antar manusia tidak sepadan, memang terpengaruh dengan usia dan pola pikir masing-masing pribadi. Tetapi ingatlah bahwa manusia adalah mahluk paling lemah diantara semua mahluk yang telah tercipta. Maka kamu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Kebijaksanaan dan kedewasaan seseorang tidak bisa diukur dengan usia. Itu pelajaran yang kamu tidak dapatkan di bangku sekolah manapun terkecuali dari kehidupan itu sendiri.Sepanjang harimu sepanjang nafas mu.
Seberapa hebatnya manusia hanyalah debu. Saya benarkan hal itu. Tunggu, pointnya bukan disitu.
Manusia hidup dari tanah/debu dan akan kembali menjadi tanah/debu. Apakah itu benar? Ada pepatah mengatakan kalau sudah terbang tinggi jangan lupa untuk turun dan menginjak bumi/tanah. Sebab manusia menginjak dan hidup dibumi. Mungkin orang-orang yang terbang terlalu tinggi dan sulit untuk mengijak tanah, mungkin mereka adalah orang-orang khayangan keles. Ahh yasudah, yang ingin disampaikan disini adalah kalau sudah punya gelar atau jabatan atau kuasa yang tinggi/atas, jangan lupa untuk kembali lagi ke bawah untuk melihat orang lain juga yang memerlukan bantuan/pertolongan, sebab hidup bukan untuk mementingkan egoisme pribadi melainkan juga saling memerhatikan satu sama lainnya, saling melengkapi. Jangan mau menang sendiri, jangan juga cari aman sendiri.
dan maaf telah mengganggu waktu anda yang telah terbuang untuk membaca sesuatu yang tidak ada apa-apanya ini.
Salam..
dari anak baru gede yang sebentar lagi gedap beranjak 21 tahun.
Komentar